LIFE IS NEVER FLAT

Blogroll


Ketika hidup memberi kata TIDAK atas apa yang kamu inginkan, percayalah, Tuhan selalu memberi kata YA atas apa yang kamu butuhkan

Rabu, 02 November 2011

Loudspeker sebagai Sensor

Judul : PERANCANGAN SISTEM PERINGATAN DINI PADA PERLINTASAN KERETA API MENGGUNAKAN LOUDSPEAKER SEBAGAI SENSOR

Peneliti : Suyatno1, Lea Prasetio2, Suyono3 1)Mahasiswa S2 Fisika ITB 2) Staff Pengajar jurusan Fisika ITS 3) Mahasiswa ITS Laboratorium Akustik Jurusan Fisika FMIPA ITS
Abstrak : Telah dirancang dan dibuat alat sistem peringatan dini datangnya kereta api pada perlintasan tanpa palang pintu, dengan menggunakan metode kontrol jarak jauh (telecontrol). Sistem ini memanfaatkan gejala fisis yang timbul ketika Kereta Api melaju yaitu dengan memanfaatkan terjadinya perubahan tekanan angin disekitar Kereta Api dan getaran di sekitar rel. Sensor yang digunakan adalah loudspeaker tipe IS 8010 WP 8 WOOFER 8 OHM yang diletakkan terpisah pada jarak tertentu dari aktuator dan sensor getaran (loudspeaker) diletakkan di dekat perlintasan. Aktuator berupa traffic light dan suara sirine yang akan aktif secara otomatis ketika Kereta Api melewati posisi sensor.
Kata Kunci : Kecepatan kereta api, perubahan tekanan udara, loudspeaker , sirine dan traffic light.
Pendahuluan : Banyaknya kecelakaan antara kereta api dan kendaraan bermotor membuat keprihatinan bersama. Untuk itu perlu diambil langkah pencegahan kecelakaan diperlintasan kereta api. Langkah antisipasi itu bisa dilakukan dengan membuat palang pintu di setiap perlintasan, sebab kecelakaan kereta api dan kendaraan bermotor kerap terjadi di perlintasan yang tidak berpalang pintu. Sebagai contoh, di Daerah Operasi IV Semarang terdapat 685 perlintasan kereta api. Namun, hanya 81 yang mendapatkan penjagaan sedangkan 604 palang pintu lainnya tidak dijaga. Sementara itu, di Daerah Operasi V Purwokerto terdapat 411 perlintasan kereta api, namun yang dijaga hanya 86 perlintasan dan 325 lainnya tidak dijaga. Di Daerah Operasi VI Yogyakarta terdapat 439 perlintasan dengan 76 perlintasan dijaga, sisanya 363 tidak ada penjagaan. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pengaman pada perlintasan kereta api yang ada sekarang kurang memadai, sehingga langkah antisipasi yang akan diambil diharapkan bisa menghilangkan atau paling tidak meminimalkan kecelakaan di perlintasan kereta api. Selama ini kecelakaan yang terjadi selalu disimpulkan sebagai kecelakaan murni yang disebabkan “human error” sebagai penyebab utamanya. Itu artinya, masinis, atau pegawai rendahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) lainnya seperti asisten masinis dan penjaga palang pintu, berpeluang besar menjadi tersangka. Salah satu alternatif untuk mengurangi terjadinya kecelakaan adalah membuat sistem pengaman dengan metode peringatan dini datangya kereta api pada perlintasan tanpa palang pintu secara otomatis sehingga pengendara kendaraan bermotor yang akan melewati rel kereta api dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan. Pada penelitian ini dirancang dan dibuat alat sistem peringatan dini tersebut dengan memanfaatkan gejala fisis yang timbul ketika kereta api melintas di atas rel. Alat ini digunakan untuk memberikan peringatan ketika kereta api masih berada pada jarak tertentu dari perlintasan. Untuk itu posisi sensor dan aktuator dibuat terpisah pada jarak yang sudah ditentukan. Ketika kereta api sampai pada posisi sensor maka sinyal dari sensor akan dikondisikan dan dikirim ke aktuator, yang nantinya memberi peringatan bahwa ada kereta api yang akan lewat.
Untuk info selengkapnya silahkan tulis komentar anda.

4 komentar:

Posting Komentar

eriwidi46.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.


Lakukan yg dapat km lakukan hari ini, sehingga besok km dapat melakukan yg tak dapat km lakukan hari ini

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More