LIFE IS NEVER FLAT

Blogroll


Ketika hidup memberi kata TIDAK atas apa yang kamu inginkan, percayalah, Tuhan selalu memberi kata YA atas apa yang kamu butuhkan

Sabtu, 15 Oktober 2011

Jurnal Penelitian Fisika

Referensi skripsi fisika untuk anda...


Sensor Magnetik GMR, Teknologi dan Aplikasi Pengembangannya
Mitra Djamal, 
Jurusan Fisika, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa 10, Bandung 40132, Indonesia



Abstrak – Kebutuhan akan sensor tidak hanya pada bidang industri, namun juga merambah pada aplikasi di bidang otomotif, kesehatan, pertambangan, transportasi, dan bidang-bidang lainnya. Salah satu sensor yang banyak dikembangkan saat ini adalah sensor magnetik, yakni sensor yang mengukur besaran-besaran fisika berdasarkan perubahan medan magnet. Giant magnetoresistance (GMR) merupakan  suatu material yang memiliki karakteristik magnetoresistansi yang tinggi, sifat-sifat magnetik dan elektrik yang baik, sehingga GMR sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi berbagai divais pengindera medan magnet generasi mendatang (next generation magnetic field sensing devices) seperti sensor, penyimpanan data, heads recording, dan non-volatile magnetic random access memory (MRAM). Dalam tulisan ini akan dipaparkan tentang material GMR dan pengembangannya sebagai sensor magnetik serta prospek GMR sebagai biosensor.


Pemanfaatan Kamera Digital untuk Mengukur Panjang Gelombang Spektrum Neon 
Deomedes, Yulia I. Piyoh, Yusak A. Talangas, Debora N. Sudjito, Ferdy S. Rondonuwu
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana                                                  

Abstrak – Lampu neon merupakan salah satu sumber cahaya yang terdiri dari dua elektroda (logam)  terletak di ujung-ujung sebuah tabung berisi gas neon, argon, atau krypton. Cahaya lampu neon ketika dilewatkan pada sebuah kisi akan membentuk garis-garis spektrum. Garis-garis spektrum lampu neon memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini dengan memanfaatkan kamera digital garis-garis spektrum direkam kemudian dianalisis. Hasil analisis spektrum lampu neon, lampu neon memiliki dua bagian spektrum, panjang gelombang dan intensitas  yang berbeda-beda. Panjang gelombang yang dimiliki spektrum lampu neon adalah 379.2nm, 461.8nm, 588.4nm, 598.1nm, 613.3nm, 617.7nm, 635.1nm, 640.9nm.


Sel Surya Berbasis Material Nanokomposit TiO
Sahrul Saehana
Fisika Material Elektronik FMIPA Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganeca 10 Bandung 40132

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan sel surya berstruktur baru, dengan material TiO2  sebagai lapisan aktif dan logam tembaga (Cu) yang dideposisi pada ruang antar partikel TiO2  sebagai saluran elektron. Adapun struktur sel surya yang dikembangkan terdiri atas material TiO2, partikel tembaga (Cu) yang berada ruang antar partikel TiO2, polimer elektrolit serta aluminium sebagai elektroda bantu. Dalam penelitian ini, lapisan nanokomposit TiO2  dibuat dengan metode printing sedangkan elektrolit yang berbentuk gel dideposisi dengan metode doctor-blade. Kontak antara partikel TiO2 dengan Cu dapat dilihat melalui karakterisasi struktur morfologi dengan Scanning Electron Microscopy (SEM). Adanya kontak ini diharapkan dapat mengurangi rekombinasi elektron-hole, yang cukup dominan pada permukaan TiO2, sehingga efisiensi sel surya dapat ditingkatkan. Hasil pengukuran karakteristik IV sel surya menunjukkan bahwa efisiensi sel surya dengan penyisipan logam Cu lebih baik dibandingkan tanpa penyisipan logam Cu.


Estimasi Aliran  Sungai Bawah Tanah Dengan Menggunakan Metode Geofisika VLF em, Mode Sudut Tilt di Daerah Dengok dan Ngrejok  Wetan, Gunungkidul, Yogyakarta
Febria Anita dan Sismanto
Jurusan Fisika,  Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 

Abstrak - Telah dilakukan penelitian estimasi aliran sungai bawah tanah di daerah Dengok dan Ngrejok Wetan Gunungkidul Yogyakarta dengan  menggunakan metode geofisika elektromagnetik (em) VLF (Very Low Frequency) untuk mengetahui respon VLF mode sudut tilt. Interpretasi dilakukan dari data VLF sudut tilt dan elliptisitas untuk mengestimasi aliran sungai bawah tanah yang diinterpretasi secara kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran dilakukan pada tanggal 24-28 November 2009. Pemprosesan data menggunakan bahasa komputasi MATLAB 7.5.0 dan software Inv2DVLF. Interpretasi kualitatif dilakukan dengan pengolahan data yang difilter dengan Moving Average melalui filter Karous-Hajelt dan filter Fraser sehingga memperlihatkan anomali benda konduktif bawah tanah. Sedangkan interpretasi kuantitatif menggunakan program Inv2DVLF untuk menentukan posisi sungai bawah tanah. Dari hasil penelitian dapat diketahui estimasi sungai bawah tanah di daerah Dengok dan Ngrejok Wetan Gunungkidul mengalir dari Timurlaut ke Baratdaya, terdiri dari dua aliran sungai bawah tanah  dan tidak saling berhubungan dengan kedalaman berkisar 55-75 meter. 

Selengkapnya silahkan klik link di bawah ini....









0 komentar:

Posting Komentar

eriwidi46.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.


Lakukan yg dapat km lakukan hari ini, sehingga besok km dapat melakukan yg tak dapat km lakukan hari ini

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More